Jumat, 29 Juni 2012

kebahagiaan

Pagi-pagi buta jam 03.49 saya mendapatkan sms dari seorang teman. Sms yang dia kirimkan berisi seperti ini “Bahagia itu tidak diukur dengan harta ataupun tingginya jabatan. Kebahagiaan adalah ketika saat hati tenang karena melakukan kebaikan dan amanah terselesaikan dengan baik.” Saya sedikit terhenyah saat membaca sms ini, begitu dalam makna yang ada dalam tulisan tersebut. Sebuah penegasan yang menekankan seperti apa kebahagiaan sesungguhnya. Kebahagiaan yang lahir dari hati, bukan yang lahir dari materi. Sebab ketika hati begitu lapang dengan kebahagiaannya, maka keadaan yang sempit pun seperti tidak memberikan pengaruh. Kebahagiaan yang tidak mengukur dari materi ataupun kebendaan lainnya. Kebahagiaan yang mengukur dari kelapangan dan kebesaran hati. Jabatan, harta, kalaupun dia melahirkan kebahagiaan, maka kebahagiaan tersebut sesungguhnya hanya semu belaka. Limit waktunya begitu sempit, bahkan kepuasaan pun mungkin hanya sesaat. Kebahagiaan yang dihasilkan dari materi hanya dirasakan oleh mereka yang punya materi saja. Tidak secara mereta terhadap orang-orang yang ada disekelilingnya. Bahkan kebahagiaan pemilik materi bisa menjadi kebencian yang lahir dari orang yang tidak memiliki materi. Berbeda dengan harta atau jabatan, justru ada kebahagiaan yang bisa membuat hati menjadi tenang. Kebahagiaan tersebut adalah kabahagiaan ketika kita melakukan kebaikan dan dapat menyelesaikan amanah dengan baik. Sebab dimensi kebahagiaan seperti ini adalah kebahagiaan yang dirasakan tidak hanya oleh seseorang, akan tetapi kebahagiaan ini bisa dirasakan oleh orang lain. Berbuat baik kepada orang lain, jelas objeknya adalah orang lain dan subjeknya adalah kita. Diri kita yang bekerja tapi menghasilkan manfaat untuk orang lain. Bekerja meringankan beban orang lain, bekerja memberikan solusi terhadap masalah yang dialami orang lain, bekerja mengisi kekurangan orang lain, bekerja menguatkan kelemahan orang lain, bekerja menghilangkan kesulitan orang lain, dan kerja-kerja lain yang kita kerjakan untuk membahagiakan orang lain. Inilah sesungguhya objek yang seharusnya kita raih untuk mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan tidak hanya terhadap diri kita, tapi kebahagiaan yang bisa juga dinikmati oleh orang lain. Selain berbuat baik, menjalankan amanah dengan baik pun akan mendatangkan kebahagiaan. Ya ketika amanah bisa terselesaikan, maka itulah kebahagiaan hakiki. Sebab amanah hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu saja, yaitu oleh mereka yang dapat menjalankan dan menyelesaikan amanah itu dengan baik. Amanah selalu terkait dengan kepercayaan orang kepada kita, kita kepercaan itu bisa kita laksanakan, betapa lapang dan merdekanya hati kita. Kita bisa merasakan kebahagiaan karena kitalah orang-orang terpilih. Terpilih karena bisa menjalankan amanah yang diberikan, terpilih karena kita mendapatkan predikat sebagai orang yang terpercaya. Yang tak kalah penting adalah kebahagiaan ketika berteman dengan orang baik. Makin banyak teman baik yang kita miliki, maka makin banyak kebaikan yang akan kita dapatkan. Teman baik akan selalu mengisi kekurangan kita, mendukung kita disaat kita membutuhkan dukungan, memotivasi diri kita, menguatkan kita disaat kita lemah, membantu memberikan jalan keluar ketika kita ada masalah, memberikan pencerahan ketika kita membutuhkan inspirasi, dan masih banyak kebaikan lain yang bisa membuat kita menjadi orang lebih baik. Terima kasihku kepada semua orang yang telah membahagiaakanku saat berbuat baik dan menjalankan amanah dengan baik. Kebahagiaan ini selalu akan kudedikasikan kepada kalian semua yang selalu berada dalam lingkaran kebaikan. Terkhusus kepada orang yang mengirimkanku sms di pagi buta. dengan smsnya yang masuk saya bisa terbangun dan menonton kekalahan jerman oleh italia dengan skor 2-1 dalam laga semifinal Euro 2012. :D Markas Dakwah, 29 Juni 2012 06:16 WITA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar