Pagi yang cerah
tanda dimulainya hari. Matahari memancarkan sinarnya seindah lukisan alam. Lalu
lalang kendaraan meriuhkan suasana jalanan. Langkah kaki anak sekolahan menuju
tempat mencari ilmu menambah semaraknya hari ini. Semua suasana itu seolah memompa
semangat untukku memulai hari. Ada keberkahan dari Illahi Rabbi atas segala
nikmat yang kurasakan pagi ini.
Kubuka lembaran
baru kehidupan hari dengan menikmati
sarapan pagi dengan menu Nasi Kuning yang menjadi sajian rutin. Lantunan lagu
nasyid yang penuh keromantisan menambah suasana menjadi damai. Hanya ekspresi
ringan dari lisan melantukan ucapan kata Alhamdulillah yang menjadi caraku
mengucap syukur atas nikmat yang baru saja diberi oleh sang Maha Pencipta.
Ingin kumelanjutkan
aktifitas rutinku memulai pekerjaan yang telah kurencanakan. Tapi karena bahan
untuk kerja belum siap, sejenak kumenghidupkan komputer kerja yang senantiasa
menemaniku menjalankan tanggung jawab sebagai seorang pekerja. Kubuka halaman
peramban untuk berselancar menyusuri sebuah web media sosial. Sekedar mengecek
kabar yang masuk dari sekian banyak orang yang kukenal dalam menjalani silaturrahmi
di dunia yang tidak nyata ini.
Perlahan-lahan,
satu demi satu, tahap demi tahap, bagian demi bagian kutelusuri beberapa
pemberitahuan yang muncul di berandaku. Sekedar melihat komentar yang ada
ataupun membalas pesan masuk adalah caraku memberikan umpan balik kepada saudara-saudaraku
dan teman-temanku di jagad maya ini.
Pada satu kondisi
tertentu, kumencoba membuka sebuah laman media sosial yang lama tidak
kukunjungi. Secara acak kubuka beberapa akun yang pemilik akun tersebut aku kenal
ataupun yang tidak kukenal tapi menjadi hal menarik yang untuk kulihat. Satu persatu
saya melihat beberapa isi yang menarik, mulai dari berita sepakbola, berita
otomotif, berita politik dan beberapa beberapa berita ringan yang jadi trending
di media sosial saat ini.
Dari sekian
banyak hal yang kulihat saat berselancar di sosial media yang aku kunjungi, aku
tertarik dengan sebuah akun. Akun tersebut adalah akun sosial media yang
kukenal. Yang sangat membuat aku
tertarik adalah komentar yang ada dalam akun tersebut. Komentar yang
bukan sekedar komentar biasa, tapi di dalam komentar tersebut berisi hal yang
sangat luar biasa. Ucapan dan juga lantunan doa yang penuh dengan cita-cita
mulia, cita-cita yang setiap orang beriman ingin sekali mendapatkannya dalam
manjalani hidup dan kehidupan.
“Ammiinn ammiinn
terima kasih sayang, terima kasih segala yang telah diperjuangkan dan telah
diberikan. Semoga doa doa yang dipanjatkan semata-mata untuk mendapatkan ridho
Allah SWT. Ammiinn mmuuaahh love you so much ......”
Seperti itulah
ucapan dan juga lantunan doa yang ada di dalam komentar pada akun sosial
tersebut. Mungkin bagi sebagian orang ungkapan dan ucapan doa tersebut terlihat
biasa saja, sudah sering diucapkan dan diungkapkan oleh banyak orang. Tapi bagi
saya itu merupakan ucapan dan juga ungkapan yang luar biasa.
Ungkapan terima
kasih adalah ungkapan terbaik bagi seorang manusia kepada manusia yang lainnya.
Ungkapan yang merupakan bentuk apresiasi kepada orang lain manakala orang lain
telah memberikan sesuatu yang baik dan juga kebaikan bagi diri kita. Ungkapan yang
mencerminkan bahwa kita tidak lupa terhadap orang lain, apalagi saat orang lain
telah berbuat baik kepada kita. Ungkapan yang mencerminkan bahwa kita adalah
manusia yang senantiasa meneguhkan prinsip menjalin hubungan baik dengan
manusia lainnya (Habluminannas).
Selain ungkapan
terima kasih, yang tak kalah luar biasanya bagi saya adalah ucapan doa diatas. Doa
yang bukan sekedar doa biasa, tapi doa yang menjadi sebuah cita-cita mulia. Doa
yang menjadi tujuan mulia ketika kita hidup di dunia ini. Doa yang menjadi
kerangka seorang muslim dalam menjalani kehidupan. Doa agar mendapatkan ridho
Allah SWT.
Semua orang
khususnya yang muslim bisa saja diberikan dan dikasih apa saja oleh Allah, tapi
tidak semua yang diberi dan dikasih oleh Allah tersebut mendapatkan ridho dari
Allah SWT. Ridho Allah SWT menjadi pembeda antara satu dengan yang lain
terhadap kedekatannya dengan Allah SWT. Ridho Allah SWT menjadi pembeda
terhadap mereka yang mendapatkan Rahman dan Rahimnya Allah dengan mereka yang
tidak mendapatkan Rahman dan Rahimnya Allah.
Saya salut dengan
saudara saya tersebut yang mengungkapkan rasa terima kasihnya dan ucapan doanya
agar mendapat Ridho Allah SWT. Dia memiliki cita-cita mulia, cita-cita ingin
meraih kebahagiaan yang dibingkai dengan Ridho dari Allah SWT. Dengan ridho
Allah dia ingin mendapatkan kebahagiaan, tidak hanya di dunia tapi juga di
akhirat kelak insya Allah.
Sayapun secara
tidak sadar ikut meneteskan air mata ketika membaca ucapan doa tersebut. Bukan air
mata kesedihan, tapi air mata kebahagiaan. Kebahagiaan karena sebuah harapan
besar untuk meraih Ridho Allah SWT. Semoga apa yang dicita-citakan oleh saudara
saya tersebut dikabulkan oleh Allah SWT.
Dia yang tidak
lama lagi akan segera menikah dengan pujaan hatinya, menikah dengan orang yang
selalu dia hadirkan dalam lantunan doanya pada setiap sholatnya , semoga Allah mengabulaan
niat suci yang ia impikan selama ini. Sebagai bentuk apresiasi terhadap usaha
dan perjuangannya selama ini untuk menjemput pendamping hidupnya, tanpa
bermaksud mendahului takdir, saya mengirimkan doa untuknya yang insya Allah dalam
waktu dekat ini akan segera menikah. Barakallahulaka wabarakah alaika
wajamaah bainakuma fii khair.
Saya pun berharap
kepada Allah semoga Allah SWT senantiasa juga memberikan Ridhonya kepada saya
dalam menjalani hidup dan kehidupan ini. Hanya kepada Allah saya berserah diri
dan memohon pertolongan, tiada daya upaya yang bisa saya lakukan selaian hanya
berharap kepada Allah. Laa haula walaa quwata ila billah.
Luwuk – Jumat, 29
April 2016. 09.49