Rabu, 16 Juni 2010
Kesaan saat mas Habib berada di Luwuk
tiga hari mungkin bisa dikatakan adalah hari yang sangat panjang untuk ukuran sebuah waktu. akan tetapi bagi Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK), waktu tiga hari adalah sebuah waktu yang pendek untuk melaksanakan sebuah hajatan besar. hajatan yang dimaksud adalah ketika Habiburrahman El Shirazy sang penulis novel fenomenal Ayat-Ayat Cinta & Ketika Cinta Bertasbih bertandang ke Luwuk.
Kegiatan intinya datang ke Luwuk adalah untuk mengisi seminar akbar FSLDK yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2010 di Gedung Dharma Wanita Luwuk. waktu tersebut amatlah terasa begitu pendek manakala apa yang kita dapatkan dari Kang Abik (nama panggilan dari Habiburrahman El Shirazy) begitu sedikit untuk menggali potensi yang ada di dalam dirinya. sebab tidak cukup hanya sehari dua hari untuk "menikmati" orang yang sesungguhnya dibanding yang kita dapatkan dari karya-karyanya.
hal itu saya rasakan sendiri, sebab tidak sepenuhnya bisa lebih dekat dengan beliau. akan tetapi ada momen tertentu, walaupun itu sangat singkat tapi bisa belajar banyak dari seorang sastrawan besar Indonesia dekade ini.
yang sangat jadi perhatian besar bagi saya, dan itu mungkin tidak disadari oleh teman-teman yang lain dari panitia, adalah Kang Abik tidak bisa berkonsentrasi untuk membuat skenario sinetron yang sedang dikejar di saat-saat beliau sedang butuh ketenangan.
contohnya adalah kita semua dari panitia secara bersama-sama dengan kang Abik berkunjung ke Uwedikan Kecamatan Luwuk Timur. awal-awal ketika beliau berada disana nampak sangat menikmati betul keadaan karena Mas Babib saat itu lagi memancing ikan di karamba milik salah satu ikhwa kita.
akan tetapi setelah itu keadaan makin berubah saat Kang Abik memainkan jari-jemarinya diatas laptop untuk membuat skenario sinetron yang akan tayang di bulan Ramadan mendatang. pada saat beliau sedang asyik mengetik, maka satu persatu dari panitia juga sedang asyik berfoto dibelakang mas Habib. hal inilah yang menurut saya membuat mas habib terganggu sehingga pekerjaan membuat skenario agak sedikit terhambat. tapi mungkin itu bisa menjadi bahan pengertian bagi saya atas apa yang teman-teman panitia lakukan, karena pada hakikatnya mereka pun ingin merasakan momen berharga ketika Mas Habib berada di dekat mereka.
inti dari semua itu adalah saya bisa bersyukur, dari sebuah jamaah yang diisi oleh anak-anak muda aktivis dakwah kampus, bisa sukses menyelenggarakan sebuah hajatan akbar dengan mendatangkan seorang tokoh nasional Indonesia dibidang sastra sekelas Habiburrahman El Shirazy.
Langganan:
Postingan (Atom)